Sumber : Johanna Erly Widyartanti
Foto : Adeline Kristant
Penggunaan sekat berupa tembok, partisi, atau lemari untuk membedakan antar area di rumah akan mempersempit luasan ruang. Sirkulasi udara pun tak cukup leluasa alirannya. Split level bisa menjadi cara lain membedakan fungsi ruang.
Split level adalah istilah dalam dunia arsitektur yang digunakan pada bangunan yang di bagian tertentu memiliki ketinggian lantai setengah antara lantai dan langit-langit. Belakangan, istilah ini sering juga digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan ketinggian lantai walau hanya beberapa puluh sentimeter. Cara ini dipandang cukup efektif karena selain rumah terkesan luas juga lebih hemat biaya. Biaya pembuatan tembok pembatas atau partisi bisa dialihkan dengan hanya membuat perbedaan tinggi 10—50 cm saja pada lantai.
Dalam perkembangannya split level tak hanya diaplikasikan pada rumah yang berlahan sempit, namun juga pada rumah yang luas. Pengolahan lantai ini memberi kemungkinan variasi desain yang mempercantik tampilan rumah. Lantai yang dibuat naik turun, akan membuat rumah terlihat lebih dinamis.
Tak hanya dari ketingginan level yang bisa dimainkan, beberapa desain dikombinasikan dengan permainan warna dan tekstur pada lantai. Hal ini juga digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pengguna karena tersandung atau tak menyadari adanya perbedaan tinggi lantai ketika berpijak dan melangkah. Variasi juga dapat diberikan lewat pengolahan lantai dengan dinding atau plafon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar